Berpikir reflektif merupakan proses terjadinya kebingungan/ keraguan/ ketidakpastian dan berupaya mengatasi permasalahan dengan melakukan penyelidikan. Jika demikian, individu yang berpikir secara reflektif mampu menyelesaikan permasalahan melalui pengulangan-pengulangan dan informasi yang diperoleh, oleh sebab itu berpikir reflektif penting dalam pemecahan masalah matematika karena targetnya yaitu individu tidak hanya sekedar mengingat konsep kemudian dihafalkan saja akan tetapi mengkomunikasikan konsep untuk penyelesaian suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif peserta didik kelas VIII SMPIT Darussalam Tanon kabupaten sragen dalam memecahkan masalah lingkaran pada peserta didik jika dilihat dari aspek Adversity Quotient.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 9 peserta didik kelas VIII SMPIT Dasrussalam Tanon kabupaten Sragen yang dikategorikan dengan tipe climber, camper dan quitter bedasarkan tes angket adversity qoutient. Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tes dan wawancara. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi waktu dan analisis data yang dilakukan peneliti meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki AQ tipe climber pantang menyerah dalam menyelesaikan permasalahan sehingga dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat, dimana peserta didik dengan AQ tipe climber mampu menggunakan teknik penyelesaian, melakukan pemantauan, menggunakan wawasan serta mampu menggunakan konsep matematika dengan tepat. Peserta didik yang memiliki AQ tipe camper pantang menyerah dalam menyelesaikan permasalahan, walapun mengalami kebingungan peserta didik tetap berusaha untuk menyelesaikan permasalahan, camper mampu menggunakan teknik penyelesaian, mampu melakukan pemantauan, cukup dalam menggunakan wawasan, dan mampu menggunakan konsep matematika secara cukup. Peserta didik yang memiliki AQ tipe quitter dalam menghadapi permasalahan dan pada saat mengalami kesulitan cenderung menyerah serta putus asa, oleh karena itu tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat, peserta didik dengan AQ tipe quitter ini mampu menggunakan teknik pengambilan informasi dengan baik namun dalam melakukan pemantauan kurang mampu menguasai, kemampuan wawasan yang kurang, serta tidak mampu menggunakan konsep matematika secara baik dalam menghadapi permasalahan.