Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) siapa sajakah aktor yang terlibat dalan pengelolaan Sub DAS Pusur, (2) strategi yang dilakukan oleh komunitas dalam pengelolaan Sub DAS Pusur, (3) perubahan habitus masyarakat dari adanya kegiatan pengelolaan Sub DAS Pusur, serta (4) faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan Sub DAS Pusur. 
Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian Naturalistic Inquiry. Teknik pengumpulan data berasal observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan yang digunakan sebagai sumber data utama yaitu Ketua Pusur Institut, Public Relationship CSR PT Tirta Investama, anggota Komunitas, Pemerintah Desa, LSM, dan Masyarakat. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik uji validitas data yang digunakan berupa trianggulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan menurut Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Aktor yang terlibat dalam pengelolaan Sub  DAS Pusur terdiri dari komunitas, PT Tirta Investama, LSM , dan Pemrintah. (2)  Stategi komunitas dalam pengelolaan Sub DAS Pusur antara lain terbentunya sekolah lapang konservasi baik secara vegetatif maupun budidaya tanaman kopi, krisan, dan anggrek; Program Kali Bersih (Prokasih) dengan pengelolaan sampah pada Bank Sampah; program river care melalui pengembangan wisata tubing; pertanian ramah lingkungan melalui klinik pertanian; pengelolaan irigasi melalui Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A); serta aksi kolektif dalam Pusur Intitute. (3) Perubahan habitus masyarakat dapat dilihat memalui 3 (tiga) aspek yakni aspek sosial dan kelembagaan; aspek ekologi sungai; serta aspek ekonomi. (4) Faktor pendukung dan penghambat pengelolaan Sub DAS Pusur berdasarkan analisis SWOT yakni Kekuatan (Strrength) antara lain dukungan multi pihak; potensi alam; Kesadaran masyarakat dalam gotong royong dan berjejaring dalam komunitas serta prestasi dari Pusur Institut. Kelemahan (Weakness) berupa cakupan wilayah yang cukup luas; kebiasaan membuang sampah dari masyarakat luar; dan pandemi Covid-19.  Peluang (Opportunity) berupa adanya Pusur Institute sebagai wadah kolaborasi pelestarian Sub DAS Pusur dan adanya berbagai komunitas yang aktif dengan program-program pengelolaan lingkungan. Ancaman (Threats) berupa Kawasan hulu yang rawan longsor karena struktur tanah porus dan Terjadinya kekeringan pada musim tanam ke-3 di wilayah hilir 

Kata Kunci : habitus, komunitas, Daerah Aliran Sungai, Pusur Institute