Anggara Noor Wicaksono. KONTRIBUSI KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP TINGKAT QUARTER-LIFE CRISIS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING UNS. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2022. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan tingkat quarter life crisis pada mahasiswa tingkat akhir Prodi Bimbingan dan Konseling UNS. (2) Mendeskripsikan tingkat kecerdasan spritual pada mahasiswa tingkat akhir Prodi Bimbingan dan Konseling UNS. (3) Menganalisis kontribusi kecerdasan spritual terhadap tingkat quarter-life crisis mahasiswa tingkat akhir Prodi Bimbingan dan Konseling UNS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel kecerdasan spiritual dengan variabel quarter-life crisis. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 dan 2017 sejumlah 76 mahasiswa. Alat pengumpul data pada penelitian ini menggunakan skala psikologis kecerdasan spiritual dan quarter-life crisis. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis korelasi product moment dan analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat quarter-life crisis mahasiswa tingkat akhir Prodi Bimbingan dan Konseling UNS termasuk pada kategori sedang yang berada pada interval 69 - 98 sebanyak 51 mahasiswa (67,1%). (2) Tingkat kecerdasan spiritual mahasiswa tingkat akhir Prodi Bimbingan dan Konseling UNS termasuk pada kategori sedang yang berada pada interval 90 – 109 sebanyak 53 mahasiswa (69,7%). (3) Kecerdasan spiritual berkontribusi terhadap tingkat quarter-life crisis mahasiswa tingkat akhir Prodi Bimbingan dan Konseling UNS sebesar 68% dan bersifat negatif, dengan demikian maka hipotesis ini diterima. Hasil ini dapat dimaknai bahwa kecerdasan spiritual memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap kondisi krisis yang dialami mahasiswa tingkat akhir, serta setiap kenaikan variabel kecerdasan spiritual maka variabel quarter-life crisis akan mengalami penurunan. Dengan demikian kecerdasan spiritual dapat dijadikan sebagai prediktor bagi kondisi quarter-life crisis yang dihadapi mahasiswa, sekaligus dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi quarter-life crisis dengan cara memfungsikan kecerdasan spiritual yang dimiliki secara optimal.