Pendahuluan: Diare masih menjadi penyebab kematian utama pada balita di Indonesia. Berbagai faktor risiko memengaruhi diare, seperti sosial ekonomi, sanitasi yang meliputi ketersediaan jamban, sampah rumah tangga, saluran pembuangan air limbah, dan sebagainya. Studi terkait hubungan pengetahuan orang tua tentang diare dengan kejadian diare masih sedikit dan tidak spesifik kepada ibu. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah faktor risiko tersebut selalu berhubungan di seluruh daerah serta apakah faktor risiko tersebut masih relevan di masa kini.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di Puskesmas di Wilayah Kecamatan Jebres Surakarta. Subjek penelitian merupakan balita dan ibu balita yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah itu dilakukan analisis univariat, bivariat dengan uji rank spearman, serta analisis multivariat dengan uji regresi ordinal.

Hasil: Responden pada penelitian ini berjumlah 51 orang. Berdasarkan analisis bivariat variabel ketersediaan jamban dan usia anak memiliki nilai p-value berturut-turut sebesar 0,033 dan 0,012. Sedangkan variabel lainnya memiliki nilai p-value lebih dari 0,05. Berdasarkan analisis multivariat keduanya memberikan pengaruh secara parsial terhadap diare balita.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara ketersediaan jamban dan usia anak dengan kejadian diare pada balita. Selain itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara tempat sampah rumah tangga, SPAL, ekonomi, dan pengetahuan ibu tentang diare terhadap kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jebres Surakarta.