Pendahuluan:Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah infeksi menular yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara mengikat reseptor ACE2 (Angiotensin-Converting Enzyme2). ACE2 diekspresikan di berbagai organ manusia seperti jantung, ginjal, otak, dan paru-paru. Hal ini diduga menjadi penyebab kegagalan organ pada banyak kasus COVID-19, terutama pada ginjal. Pemeriksaan fungsi ginjal yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan kadar kreatinin dan blood urea nitrogen(BUN). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kadar kreatinin dan nitrogen urea darah (BUN) lebih mungkin meningkat selama infeksi COVID-19. Hanya beberapa penelitian di beberapa negara yang menunjukkan adanya hubungan antara kadar kreatinin dan BUN dengan peningkatan tingkat moralitas pada pasien COVID-19. Karena kurangnya penelitian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kadar kreatinin dan BUN dengan angka kematian COVID-19. 

Metode:Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasional analitik melalui pendekatan cross sectional terhadap 116 pasien terkonfirmasi COVID-19 di RS Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia sebagai sampel. angka kematian pasien COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret.

Hasil:Dari analisis kami menggunakan uji chi-square, kami memperoleh hasil korelasi kreatinin-mortalitas dengan nilai signifikansi sebesar 0,020 < 0>p-value = 7,844 > 5,991, koefisien kontingensi (C) = 0,252, Odds Ratio (OR) = 0,532). Hasil korelasi BUN-mortalitas dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0>p-value= 7,844 > 5,991, koefisien kontingensi (C) = 0,381, Odds Ratio (OR) = 0,183. 

Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kreatinin dan nitrogen urea darah (BUN) dengan tingkat mortalitas pasien COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret.