Latar Belakang: Coronavirus disease (COVID-19) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndromes Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini pertama kali menginfeksi di Wuhan, China pada Desember 2019. Dalam diagnosisnya, beberapa parameter diperiksa sebagai prognostik biomarker salah satunya adalah D-dimer. Pada masa kehamilan juga terjadi reaksi hiperkoagulasi sekunder yang menyebabkan kadar D-dimer naik secara fisiologis. Perubahan fisiologis pada kehamilan menyebabkan ibu hamil lebih rentan terinfeksi virus. Namun, belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa ibu hamil lebih rentan mengalami perburukan klinis setelah terinfeksi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar D-dimer dengan tingkat keparahan ibu hamil terinfeksi COVID-19.

Metode: Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dari data rekam medis ibu hamil terinfeksi COVID-19 di RS UNS. Populasi yang diambil adalah pasien ibu hamil COVID-19 di RS UNS pada bulan September 2020 – Maret 2022 yang menjalani rawat inap dan melakukan pemeriksaan laboratorium kadar D-dimer. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara bivariat dengan Uji Korelasi Rank Spearman dan menggunakan ilustrasi kurva Receiver Operating Characteristics (ROC).

Hasil: Didapatkan 30 sampel ibu hamil COVID-19. 28 pasien masuk ke dalam kategori sedang dan 2 pasien masuk ke dalam kategori berat. Dari Uji Korelasi Rank Spearman didapatkan nilai p=0,324 dan nilai koefisien relasi (r)=-0,186. Pada hasil kurva ROC, didapatkan nilai AUC 0,366.

Simpulan: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar D-dimer dengan tingkat keparahan ibu hamil terinfeksi COVID-19.