GIGIH ARYA WIJAYA, R0219034, 2023. Hubungan Intensitas Kebisingan dan Iklim Kerja Panas terhadap Kelelahan Kerja pada Operator Mesin Tenun PT X.

Latar Belakang : Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat seperti intensitas kebisingan dan iklim kerja panas diatas NAB dan memapar pekerja selama 8 jam dapat menimbulkan kelelahan kerja.

Metode : Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Tenun PT X dengan menggunakan 80 sampel penelitian. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengukuran menggunakan Sound Level Meter, Heat Stress Area Monitor, dan Reaction Timer. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji spearman untuk analisis bivariat dan uji multivariat menggunakan uji regresi liniear berganda dengan program komputer SPSS versi 26.0.

Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan kelelahan kerja dengan nilai p = 0,000 dan nilai r  = 0,578 dengan tingkat korelasi sedang, iklim kerja panas dengan kelelahan kerja dengan nilai p = 0,000 dan nilai r  = 0,649 dengan tingkat korelasi kuat. Terdapat hubungan intensitas kebisingan dan iklim kerja panas dengan kelelahan kerja dengan nilai T intensitas kebisingan 2,015, nilai Sig 0,047, dan nilai T iklim kerja panas 3,176, nilai Sig 0,002 Sehingga dapat disimpulkan iklim kerja panas merupakan variabel paling berpengaruh dalam menyebabkan kelelahan kerja pada operator mesin tenun PT X Iklim kerja panas memiliki nilai SR lebih tinggi daripada intensitas kebisingan, maka iklim kerja panas merupakan faktor yang lebih besar sebagai penyebab kelelahan pada pekerja.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara intensitas kebisingan dan iklim kerja panas terhadap kelelahan kerja.