Dahriyanti. H0819034. “Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi di Kecamatan Todanan Kabupaten Blora”. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Mohamad Harisudin, M.Si. dan Ir. Agustono, M.Si. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan yang cukup jumlah dan gizinya. Ketahanan pangan menjadi pilar utama keberlangsungan hidup bangsa. Petani sebagai produsen sekaligus konsumen untuk komoditas padi. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani padi di Kecamatan Todanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan metode penentuan lokasi secara purposive yaitu di Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Penentuan responden menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 98 rumah tangga petani. Jenis dan sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, pencatatan, recall 24 jam, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dengan generalized linier model untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan pangan rumah tangga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran rumah tangga petani padi di Kecamatan Todanan sebesar Rp 1.314.453 per bulan, dengan rata-rata pengeluaran pangan Rp 698.793 dan pengeluaran non pangan Rp 615.660. Proporsi pengeluaran pangan sebesar 53?ri total pengeluaran. Pengeluaran terbesar dialokasikan untuk konsumsi pangan. Rata-rata tingkat konsumsi energi sebesar 69,17% dan termasuk dalam kategori defisit artinya konsumsi energi pada rumah tangga belum memenuhi tingkat kecukupan energi. Kondisi ketahanan pangan di Kecamatan Todanan yaitu tahan pangan 21%, rentan pangan 6%, kurang pangan 57%, dan rawan pangan 15%. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani padi di Kecamatan Todanan adalah produksi padi, pengeluaran, bantuan sosial, dan pengetahuan gizi. Upaya yang disarankan dari kondisi ketahanan pangan yaitu meningkatkan produksi padi dengan intensifikasi lahan, pemerintah dapat meningkatkan bantuan sosial yang tepat sasaran, dan memberikan penyuluhan gizi kepada ibu rumah tangga.