Penelitian ini dilakukan berdasarkan tiga pokok permasalahan, yaitu: (1) Apasajakah bentuk satuan lingual unsur defamasi pada media sosial Instagram? (2) Bagaimanakah tindak tutur pelaku defamasi pada media sosial Instagram? (3) Bagaimanakah delik aduan yang didapatkan pelaku  defamasi pada media sosial Instagram ? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyebutkan bentuk satuan lingual unsur defamasi pada media sosial Instagram, mendeskripsikan tindak tutur pelaku defamasi pada media sosial Instagram, dan mendeskripsikan delik aduan yang didapatkan pelaku defamasi pada media sosial Instagram.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan merupakan data tulis yang berupa komentar yang memuat delik aduan defamasi. Sumber data penelitian ini yaitu postingan Instagram milik akun @info_tuban yang berjudul “Setelah Insiden Supporter Jatuh, Laga Banjarrejo Vs Margosuko Berakhir Ricuh”. Penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak yang dilanjutkan dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode padan ekstralingual dengan teknik dasar berupa Teknik Hubung Banding Menyaamakan (HBS), Teknik Hubung Banding Memperbedakan (HBB), dan Teknik Hubung Banding Menyamakan Hal Pokok (HBSP).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Satuan lingual yang paling sering digunakan berupa kata, yakni kata ‘ndesa’ (2) Tindak tutur pelaku defamasi lebih sering menggunakan jenis tindak tutur ilokusi eksresif (3) Delik aduan (hukuman dan denda) yang didapatkan oleh pelaku defamasi sesuai dengan landasan hukum UU ITE Pasal 27A Tahun 2024, KUHP Pasal 310, pasal 315 dan KUHP (baru) Pasal 240.