Konsumsi bawang merah naik seiring dengan pertumbuhan penduduk, tetapi produktivitasnya masih rendah karena penggunaan bahan tanam yang kurang berkualitas. Penggunaan benih (TSS) menjadi alternatif, akan tetapi menghadapi tantangan seperti keterbatasan cadangan hormon dan penggunaaan dosis pupuk yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis optimal pupuk kandang ayam dan konsentrasi ekstrak taoge, baik secara kombinasi maupun individu terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah dari TSS. Penelitian dilakukan di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah sebagai tempat budidaya bawang merah, Laboratorium Kimia Tanah dan Kesuburan sebagai tempat analisis tanah dan Laboratorium Pengelolaan Tanaman dan Laboratorium Ekologi Produksi, Fakultas Pertanian, UNS sebagai tempat pengukuran hasil. Penelitian dilakukan dari Juli - November 2024. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam (0; 15; 30; dan 45 ton/ha), dan faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak taoge (0; 20; dan 40 mL/L air, dengan tiga kali ulangan. Variabel yang diamati adalah analisis lingkungan, tanah dan pupuk, pertumbuhan, dan hasil bawang merah. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA) pada taraf signifikansi 95%, dilanjutkan dengan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 10,2-45 ton/ha mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, yang ditunjukkan dengan peningkatan bobot brangkasan kering, sedangkan pemberian ekstrak taoge pada konsentrasi hingga 40 mL/L air tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.Kata Kunci : umbi, biostimulator, zat pengatur tumbuh, pupuk kandang, pupuk padat