Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan pemahaman guru terkait siswa berkebutuhan khusus, (2) mengidentifikasi penerimaan sosial yang terjadi antara siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus, (3) mengidentifikasi strategi yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan sikap penerimaan sosial siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus, (4) mengidentifikasi media yang digunakan, serta (5) mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh guru. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian meliputi informan (guru-guru dari TK Darussalam, KB Darussalam, TK Al Fajar, TKIT MTA Juwiring 1, dan TKIT MTA Juwiring 4) dan dokumen (RPPH dan RPPM). Teknik penentuan informan menggunakan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD) dan analisis dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan teknik dari Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru memiliki pengetahuan tentang kondisi siswa berkebutuhan khusus yang diperoleh melalui pengalaman, pembelajaran otodidak, teori dari perkuliahan, serta pelatihan. Namun, pengetahuan tersebut masih terbatas karena lebih banyak bersifat teoretis. Sikap penerimaan sosial siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus menurut guru terbagi menjadi positif (misalnya bermain bersama, berbagi, saling menolong) dan negatif (seperti menjauh, menolak bermain, menangis, atau merasa takut). Untuk mengembangkan sikap penerimaan sosial, guru menerapkan strategi seperti memberi pengertian, mengajarkan bersyukur, bermain peran, storytelling, dan mendongeng. Media yang digunakan meliputi mainan, cerita fabel, kisah Rasulullah, boneka tangan, dan video. Meski demikian, guru menghadapi tantangan berupa keterbatasan pengetahuan, kendala kebijakan, kesulitan pengembangan kurikulum, serta terbatasnya media pembelajaran.