ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap peningkatan resiliensi penyandang tunadaksa akibat kecelakaan usia dewasa awal di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretest-posttest control group. Subjek penelitian adalah penyandang tunadaksa akibat kecelakaan usia dewasa awal di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dengan jumlah 12 orang. Pelatihan regulasi emosi terdiri dari 15 sesi yang dibagi ke dalam dua pertemuan. Pengumpulan data menggunakan skala resiliensi dengan koefisien reliabilitas alpha Cronbach sebesar 0,826.
Berdasarkan uji Mann-Whitney, diperoleh nilai z sebesar -1,932 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,053 (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi tidak berpengaruh terhadap peningkatan resiliensi penyandang tunadaksa akibat kecelakaan usia dewasa awal di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen menghasilkan nilai z sebesar -2,207 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,027 (p<0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada kelompok eksperimen. Sedangkan uji Wilcoxon kelompok kontrol memperoleh nilai z sebesar -1,160 dan (p) sebesar 0,246 (p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan signifikan pada kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan regulasi emosi tidak berpengaruh terhadap resiliensi penyandang tunadaksa akibat kecelakaan usia dewasa awal di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.

Kata kunci : pelatihan regulasi emosi, penyandang tunadaksa akibat kecelakaan usia dewasa awal, resiliensi