Latar Belakang: Remaja putri merupakan salah satu kelompok umur yang  berisiko mengalami anemia defisiensi besi termasuk di Kabupaten Banyuwangi. Tepung biji salak pondoh (TBS) dan tepung daun kelor (TDK) sudah digunakan untuk pemberian makanan tambahan anemia tetapi hasilnya belum sesuai harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi jeli kombinasi terhadap kadar hemoglobin (Hb), indeks eritrosit dan asupan nutrisi pada remaja putri dengan anemia sedang di Kabupaten Banyuwangi.

Subjek dan Metode: Studi randomized controlled trial ini dilakukan di 3 SMA , di wilayah kab Banyuwangi, Jawa Timur. 75 remaja putri dengan anemia sedang dibagi secara acak menjadi tiga kelompok : Kontrol (K) mendapat 100g jeli dan tablet besi dan Perlakuan (P) 1 mendapat 100g jeli kombinasi (TBS 14.9g dan TDK 5.7g); dan P2 mendapat 100g jeli kombinasi (TBS 7.5 g dan TDK 3g) selama 60 hari. Kadar Hb ditentukan dengan metode cyanmethemoglobin, dan indeks eritrosit menggunakan rasio MCV, MCH dan MCHC. Data asupan nutrisi diperoleh dengan menggunakan kuesioner 24 hours food recall.  Semua data diuji secara statistik menggunakan one way dan repeated anova untuk asupan nutrisi.

Hasil: rerata kadar Hb kelompok P1 (15.20 ± 0.78g/dL), P2 (14.96±0.69 g/dL) dan K (14.96±0.69 g/dL) setelah intervensi meningkat secara signifikan daripada rerata kadar Hb sebelum intervensi  (9.03±0.13; 9.03±0.15; 9.01±0.13 g/dL) dengan p<0>

Kesimpulan: Konsumsi jeli kombinasi selama 60 hari meningkatkan kadar Hb, asupan energi, protein, Fe, Zinc dan serat pada remaja putri anemia sedang di Kabupaten Banyuwangi

Kata kunci : Jeli kombinasi,hemoglobin, indeks eritrosit, asupan nutrisi, anemia, remaja putri