Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang lebih baik prestasi belajarnya antara siswa dengan pembelajaran  kooperatif TPS berbantuan modul, siswa dengan pembelajaran kooperatif TPS dan  siswa dengan pembelajaran langsung pada pembelajaran Matematika pokok bahasan Statistika, (2) manakah yang lebih baik prestasi belajarnya antara siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial ataukah kinestetik pada pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul pokok bahasan Statistika, (3) pada siswa yang memiliki gaya belajar visual manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik pada pokok bahasan Statistika, siswa dengan pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul,  TPS ataukah pembelajaran langsung, (4) pada siswa yang memiliki gaya belajar auditorial manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik pada pokok bahasan Statistika, siswa dengan pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul, TPS ataukah pembelajaran langsung, dan (5) pada siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik pada pokok bahasan Statistika, siswa dengan pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul, TPS ataukah pembelajaran langsung.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kota Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling, diperoleh sampel berjumlah 250 siswa, dengan rincian 85 siswa pada kelas eksperimen satu, 83 siswa pada kelas eksperimen dua dan 82 siswa pada kelas kontrol yang tersebar pada tiga sekolah yaitu SMA Negeri 1 Surakarta, SMA Negeri 4 Surakarta, dan SMA Negeri 6 Surakarta. Teknik pengumpulan data meliputi metode dokumentasi yaitu mencari data tentang nama sekolah dan rataan nilai Ujian Nasional SMA Negeri di Kota Surakarta serta nilai ulangan harian siswa, metode tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar matematika materi statistika dan metode angket untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa. Uji tes meliputi validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas, sedangkan uji angket gaya belajar meliputi uji validitas isi, reliabilitas dan konsistensi. Uji keseimbangan menggunakan uji anava satu jalan dengan sel tak sama. Uji prasyarat dilakukan dengan metode Lilliefors untuk uji normalitas dan metode Bartlett untuk uji homogenitas. Uji hipotesis yang digunakan adalah anava dua jalan 3x3 dengan sel tak sama.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan: (1) pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul pada pokok 

bahasan Statistika memberikan  prestasi belajar matematika siswa lebih baik dibanding dengan pembelajaran kooperatif TPS maupun pembelajaran Langsung, sedangkan prestasi belajar matematika siswa dengan pembelajaran kooperatif  TPS memberikan prestasi lebih baik dari siswa dengan pembelajaran langsung, (2) pada pokok bahasan Statistika kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik menghasilkan prestasi belajar lebih baik dibanding kelompok siswa dengan gaya belajar visual maupun auditorial, (3) pada kelompok siswa dengan gaya belajar visual pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul memberikan prestasi lebih baik dibanding pembelajaran kooperatif TPS maupun pembelajaran Langsung pada pokok bahasan Statistika, (4) pada kelompok siswa dengan gaya belajar auditorial prestasi belajar siswa tidak berbeda baik pembelajaran kooperatif  TPS berbantuan modul, pembelajaran kooperatif Think Pair share (TPS) maupun pembelajaran Langsung pada pokok bahasan Statistika, dan (5) ada kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik, pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul prestasi belajarnya tidak berbeda dengan pembelajaran kooperatif TPS. Sedangkan pembelajaran kooperatif TPS berbantuan modul prestasi belajar siswa lebih baik dibanding pembelajaran Langsung pada pokok bahasan Statistika

Kata kunci: TPS Berbantuan Modul, TPS, Gaya Belajar.